Berisi Tentang Info Lowongan-Lowongan Terbaru, Tips Interview, dan Tips Melamar kerja
Download TV Software. It's safe to install

Arsip Blog

Recent Post

javascript:void(0)

Monday, January 24, 2011

www.LowonganPNS.net

www.LowonganPNS.net


Mill Manager di Triputra Agro Persada

Posted: 23 Jan 2011 06:47 AM PST


Lowongan kerja di perusahaan kelapa sawit saat ini semakin luas. Triputra Agro Persada merupakan salah satunya. Bagi Anda yang berminat untuk bekerja di sektor industri minyak dan juga karet terutama di wilayah terbesarnya yaitu di Kalimantan Barat, coba lirik perusahaan ini. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari Triputra Group. Perusahaan ini saat ini bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Dengan memiliki luas lahan sebesar 200.000 ha. Perusahaan ini mengajak Anda untuk mengeksplorasi kedalaman potensi yang ada. Selain di Kalbar ada pun beberapa wilayah yang menjadi anak cabang peusahaan ini. Yaitu di daerah  Jambi, Kalteng, Kaltim dengan jumlah karyawan mencapai 6000 orang. Untuk mendukup program ekspansi tersebut, perusahaan ini membuka kembali lapangan kerja bagi Anda yang berminat dan merasa cukup qualified untuk terjun ke bidang ini. Yaitu menjadi seorang

Mill Manager 
an bekerja di Kalimantan


Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:


  1. Pelamar memiliki riwayat pendidikan yang baik, dan minimal mengatongi ijazah S1
  2. Usia Maksimal pelamar adalah 35 Tahun
  3. Pengalaman pelamar sedikitnya adalah  4 Tahun sebagai Mill Manager di sebuah pabrik kelapa sawit lain.
  4. mampu mengorganisasi sebuah perusahaan
  5. Memiliki kualifikasi dan kemampuan secara teknis dalam mengelola sebuah perusahaan termasuk dalam operasional, mengatur rencana dan memiliki skill dalam menangani masalah lainnya
  6. bersedia untuk ditempatkan di perusahaan kami di Kalimantan


Apabila Anda berminat, berikut adalah yang harus Anda lakukan
Kirimkan CV Lengkap Anda melalui alamat berikut ini:



TRIPUTRA AGRO PERSADA GROUP
RECRUITMENT & DEVELOPMENT DEPARTMENT
The East Building 23th Floor
Lingkar Mega Kuningan Street Kav. E 3.2 No.1
Kuningan - South Jakarta 12950


hr.recruitment@tap-agri.com
dapat juga dengan mengunjungi web berikut ini
www.tap-agri.com

Manager di PT Ganda Sawit Utama

Posted: 23 Jan 2011 06:48 AM PST


PT. Ganda Sawit Utama bergerak di bidang produksi minyak kelapa

sawit menawarkan pekerjaan untuk menjadi manajer. Pekerjaan ini

mengambil tempat di Kalimantan timur (bagi Anda yang tinggal di luar Kalimantan, mohon perhatikan syarat ini) Karyawan yang diinginkan

dalam pekerjaan ini adalah seseorang yang mampu memimpin sebuah

proyek pertanian dan mengelola lahan pertanian, serta membuat sebuah progres dalam mengelola tanah mineral. Selain itu, pelamarjuga harus menjadi seseorang yang mendalami informasi, mampu membuat laporan dan publikasi ilmiah. Pelamara harus memiliki kemampuan dalam menyelola air untuk pengembangan perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang diperlukan:
1. Pelamar lulus atau mendapatkan gelar sarjana dari universitas yang memiliki akreditasi yang baik
2. Minimal memiliki pengalaman dalam bidang palm, atau mampu mengatasi agrikultur palm

3. Memiliki kemampuan dalam membuat tugas-tugas menggunakan office, yaitu Word Excel dan juga Power point.
4. Control productivity crop & labour productivity
5. Memiliki kemampuan yang baik dalam Bahasa Inggris
6. Memiliki kemampuan dalam memimpin sebuah kelompok, memiliki kemampuan berpikir bedasarkan konsep yang mantap, memiliki standar kualitas yang tinggi dalam bekerja, mampu mengelola dengan baik.

Bagi yang berminat untuk menempati lowongan tersebut dan merasa cukup qualified, silakan hubungi:

PT. GANDASAWIT UTAMA
Jl. Raya Pluit Selatan Blok. S No. 8
Pluit, Penjaringan
Jakarta Utara 14440

Atau, dapat pula dengan mengirimkan email melaui email berikut ini

hrd@gandasawit.com

Bagaimana cara mengenali 8 kepribadian dalam mengelola keuangan

Posted: 22 Jan 2011 11:41 PM PST


Setiap orang memiliki money archetype(budaya dalam diri saat menghadapi keuangan) yang berbeda. Perbedaan archetype ini membuat cara pandang seseorang terhadap uang menjadi berbeda pula. Termasuk bagaimana seseorang memperlakukan uang.
Tipe archetype bukan menunjukkan kepribadian Anda, namun lebih dalam mengarahkan tempat di mana anda berada. Artinya, bagaimana karakter dan kebiasaan Anda mengenai pengelolaan keuangan bisa dikenali dari sini. Dengan mengenali karakter ini, sebagai individu Anda bisa menghindari dari kebocoran keuangan. Dampak positif lainnya lebih terasa pada pasangan. Anda dan pasangan bisa lebih saling mengenali dan mampu mencari solusi keuangan yang menyeimbangkan hubungan.



Coach Yuza Aziz dan Coach Tom MC Ifle, pemilik iCOACH, memaparkan delapan macam money archetype dan dampaknya:

1. Innocent
Seseorang yang memiliki tipe ini cenderung memiliki rasa takut , tidak percaya diri, dan tidak mau memikirkan masalah keuangan. Orang-orang tipe ini memiliki rasa ketakutan yang tinggi ketika dihadapkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan. Dia merasa tidak memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengatur segala seuatu tentang uang.

Dampaknya, jika seseorang mendapatkan uang dalam jumlah besar, akan mudah habis. Karena kebiasaan yang dimiliki orang dengan tipe ini cenderung tidak bertanggungjawab dengan uang.

"Orang yang karakter innocent-nya aktif dalam dirinya, cenderung tidak belajar tanggung jawab. Karena kebiasaannya, setiap mendapatkan uang hanya akan diserahkan kepada orang lain, misalnya kepada orangtua, untuk mengelolanya," kata Tom kepada Kompas Female, di sela workshop "Money Coaching" di Hotel Harris, Kelapa Gading Jakarta, Jumat (9/7/2010).

2. Victim
Kebanyakan orang yang memiliki tipe ini cenderung akan menyalahkan orang lain ketika mengalami suatu masalah. Mereka akan merasa khawatir jika masalah yang dihadapi akan berbalik menimpa diri mereka. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan diri, mereka akan menyalahkan orang lain sebagai penyebab terjadinya masalah tersebut. Karakter mendasarnya, orang tipe ini tidak mudah percaya kepada orang lain.

Dampaknya, uang menjadi tidak produktif. Karena tipe victim ini tidak mempercayakan uangnya untuk investasi atau menabung di bank, misalnya. Uang hanya akan disimpan dalam brankas atau bahkan di bawah bantal, karena tidak percaya lembaga keuangan.

3. Martyr
Orang-orang pada tipe ini memiliki kecenderungan berkorban buat orang lain. Meskipun demikian, setelah berkorban untuk orang lain, mereka mengharapkan suatu balasan. Sisi negatifnya, dengan banyaknya pengorbanan yang dilakukan untuk orang lain, orang tipe ini seringkali mengabaikan dirinya sendiri.

Dampaknya, tipe martyr ini tidak pernah bisa menabung. Orang lain akan sangat mengandalkan si martyr ini untuk meminjam uang. Bahayanya lagi, tipe ini tidak berani atau bahkan malas menagih piutang.

"Efek negatif lainnya, karena terlalu banyak menyuapi, orang lain yang dibantunya menjadi manja dan tidak produktif," papar Tom.

4. Fool
Tipe ini cenderung memiliki spontanitas yang tinggi, dan bertindak tanpa dipikirkan lebih matang. Mereka tidak berpikir tentang masa depan. Apa yang ada sekarang, itulah yang dilakukan.

"Fool di sini lebih kepada konyol. Karakternya malas, mengharap uang cepat atau instan," kata Tom, menyebut tipe ini sebagai spekulator yang tidak disiplin.

Dampaknya, spekulator ini berani berhutang hanya untuk kesenangan semata.

5. Tyran
Orang-orang yang memiliki tipe ini cenderung takut kehilangan uang. Biasanya, orang pada tipe ini memiliki sifat yang serakah dan tidak pernah puas. Seringkali mereka bekerja terlalu keras tanpa memperdulikan berbagai hal lain di sekelilingnya. Bahkan tidak jarang juga, orang pada tipe ini tidak memperhatikan kesehatannya.

Dampaknya, tipe ini selalu merasa tidak pernah cukup dengan kondisi keuangannya. Akhirnya cenderung memanipulasi dan terlalu mengontrol.

6. Warrior
Berbeda dengan kelima tipe di atas, tipe ini memiliki kecenderungan untuk menciptakan ide menjadi realitas. Orang-orang dengan tipe ini memiliki sifat yang bijaksana, mempunyai target yang jelas untuk masa depan, dan juga kalkulatif dalam perhitungan pemasukan dan pengeluaran. Mereka juga memiliki kepercayaan diri dan sukses dalam masalah keuangan.

Tipe ini sangat sehat, kata Tom. Orientasinya yang jelas menuju sasaran membuatnya sukses secara finansial. Tipe seperti ini biasanya ditemui pada para pengusaha sukses yang disiplin dengan keuangannya.

7. Magician
Orang yang memiliki tipe ini cenderung menjadikan masa lalu sebagai suatu pembelajaran. Mereka juga berusaha untuk mengubah suatu ide menjadi realitas walaupun terlihat tidak mungkin. Orang-orang dengan tipe ini cenderung memiliki sifat idealis, percaya diri, dan mengandalkan diri sendiri. Mereka percaya bahwa mereka memang dapat mengerjakannya.

Tipe seperti inilah yang diharapkan, kata Tom. Dia menjadi tuan atas uangnya dan tidak menjadi hamba atas uang, apalagi mendewakan uang.

8. Creator/Artist
Tipe ini biasanya mengikuti panggilan hati dalam melakukan berbagai hal. Mereka juga memiliki sifat yang idealis dan spiritual yang cukup baik. Mereka juga terbiasa untuk menciptakan sesuatu.

Kecenderungannya, tipe ini bekerja demi passion dan tidak realistis. Bahkan terlalu ekstrem, seakan tidak membutuhkan uang.

"Orang dengan karakter seperti ini mensabotase dirinya dengan penyangkalan. Membutuhkan uang tetapi seperti tidak butuh, bahkan mau bekerja meski tak dibayar," jelas Tom.

Dengan mengenali berbagai tipe ini, Anda sebagai individu apalagi bersama pasangan bisa saling menyeimbangkan diri. Dengan begitu akan lebih mudah menemukan perencanaan dan solusi keuangan.

Bagaimana cara menggunakan uang untuk kontribusi social

Posted: 22 Jan 2011 11:40 PM PST


Jika merujuk pada delapan tipe money archetype atau budaya dalam diri saat menghadapi keuangan, Anda bisa menjawab akan diapakan uang Anda. Tentu saja setiap individu bisa memiliki lebih dari satu dari delapan tipe ini. Namun bagaimana kecenderungannya, uang untuk kesenangan, merancang masa depan, atau pengorbanan seperti membantu orang lain?

Tom Martin Charles Ifle, Mentor Coach yang juga praktisi hipnoterapi, menyebutkan dari workshop Money Coaching minggu lalu, sebagian besar peserta ingin menggunakan uangnya sebagai bentuk konstribusi sosial.



Pelatihan kepada peserta yang mencapai 30 orang ini (kebanyakan pasangan dan pemilik usaha), mendapati bahwa 80 persen peserta memilih kontribusi sosial dalam penggunaan uangnya. Sebanyak 20 persen menggunakan uangnya untuk perencanaan masa depan keluarga (termasuk pendidikan anak), sedangkan sisanya sebesar 10 persen untuk pembiayaan pendidikan secara umum.

Keinginan membantu orang lain sebagai bentuk kontribusi sosial, dalam money archetype, bisa dikatakan sebagai pengorbanan atau juga sebagai bentuk realisasi ide dengan target yang jelas.

Jika sebagai pengorbanan saja, kecenderungannya orang dengan tipe ini tidak bisa menabung. Namun jika menggunakan uang untuk sosial dengan disiplin pengelolaan uang dan terencana, kebutuhan kontribusi bisa terpenuhi tanpa mengorbankan diri sendiri.

"Orang lain cenderung mengandalkan si martir ini untuk meminjam uang. Bahayanya lagi, tipe ini tidak berani atau bahkan malas menagih piutang. Efek negatif lainnya, karena terlalu banyak menyuapi, orang lain yang dibantunya menjadi manja dan tidak produktif," papar Tom kepada Kompas Female, menjelaskan tipe yang senang berkorban tanpa berpikir realistis.      

Sedangkan tipe satunya, lebih bijaksana dengan tetap bisa memberikan kontribusi sosial namun juga mempunyai target yang jelas untuk masa depan. Tipe ini sifatnya lebih kalkulatif dalam perhitungan pemasukan dan pengeluaran. Mereka juga memiliki kepercayaan diri dan sukses dalam masalah keuangan.

"Tipe ini sangat sehat dengan orientasinya yang jelas menuju sasaran membuatnya sukses secara finansial," tambah Tom.

Jadi, boleh saja berkontribusi namun tetap butuh perhitungan matang, tak sekadar menjadi martir untuk orang lain, atau bahkan untuk diri sendiri.

Bagaimana cara memahami “must have” dan “nice to have”

Posted: 22 Jan 2011 11:40 PM PST


Tidak ada satu orang pun yang menginginkan kondisi keuangannya "lebih besar pasak daripada tiang". Akan tetapi, tidak satu orang pun bisa memastikan bahwa kondisi keuangannya akan baik-baik saja. Bahkan, seseorang yang setiap tahunnya mengalami kenaikan pendapatan belum tentu kondisi keuangannya akan lebih baik. Kenapa? Karena jumlah kenaikan pengeluaran bisa saja lebih besar ketimbang kenaikan pendapatan. Oleh karena itu, kata kunci untuk menstabilkan kondisi keuangan, atau bahkan membuatnya jadi lebih baik, adalah pengelolaan pengeluaran atau biaya.


Biaya, hakikatnya bisa dibagi menjadi dua, yakni biaya untuk membiayai sesuatu yang bersifat must have dan biaya yang bersifat nice to have. Dalam realitasnya, banyak kalangan mengalami kesulitan untuk membedakan kedua biaya tersebut. Contohnya, untuk memenuhi kebutuhan primer saja, seperti sandang, pangan, dan papan. Sekilas, pemenuhan semua kebutuhan tersebut merupakan biaya-biaya yang bersifat must have. Padahal tidak demikian.
Sandang, misalnya. Bahwa setiap orang mesti menutupi tubuhnya dengan sandang merupakan keharusan. Akan tetapi, apa merek sandang yang akan dibeli dan berapa harganya bukanlah kebutuhan, melainkan keinginan dan itu tergolong nice to have. Ringkasnya, mengontrol biaya pengeluaran sebenarnya adalah bagaimana memahami karakteristik biaya yang bersifat must have dan yang nice to have. Bagaimana konkretnya?

Must have lebih bersifat substansi atau fungsi dari suatu barang. Misalnya kendaraan. Seseorang membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Namun, apakah kendaraan tersebut harus berharga mahal, buatan Eropa, berbentuk sedan mewah, dan lain sebagainya, itu merupakan nice to have.

Langkah berikutnya, pertama, pastikan seluruh biaya yang akan Anda keluarkan berdasarkan suatu perencanaan. Jika ingin kondisi keuangan Anda tidak masuk dalam kondisi "lebih besar pasak daripada tiang", maka disiplin dalam membuat perencanaan dan melaksanakannya adalah mutlak. Perencanaan pengeluaran biaya itu bisa bersifat tahunan, bulanan, dan mingguan. Buat dengan rinci kebutuhan pengeluaran Anda. Lalu pada setiap item renungkan lebih dulu, apakah rencana pengeluaran itu suatu keharusan atau sekadar keinginan.

Perencanaan
Kedua, me-review perencanaan pengeluaran sebelum diimplementasikan. Katakanlah seluruh rencana pengeluaran yang sudah dibuat diyakini berdasarkan sesuatu yang bersifat must have. Apakah persoalan selesai? Belum. Cek dulu implementasinya. Artinya, pada saat pelaksanaan, bisa jadi item yang hendak dibiayai sudah bukan kebutuhan lagi. Apa misalnya? Pada bulan Juni, Anda berencana untuk membeli sepatu baru. Ternyata, sepatu yang Anda miliki masih bagus. Pembelian sepatu baru tentu tidak lagi menjadi kebutuhan.

Ketiga, melakukan inovasi terhadap biaya yang hendak dikeluarkan. Inovasi biaya jauh lebih strategis ketimbang dua hal yang dipaparkan di atas. Bagaimana maksudnya? Contoh sederhana, Anda mengalokasikan dana untuk membiayai transportasi ke kantor, misalnya untuk membeli bensin. Ini memang kebutuhan.

Akan tetapi, pernahkah Anda berpikir bahwa biaya bensin kendaraan tidak selalu mesti ditanggung sendiri? Kok bisa? Sangat bisa. Jika Anda tinggal di kompleks, Anda sebenarnya bisa mengajak tetangga untuk bersama-sama naik kendaraan Anda ke kantor. Lalu untuk biaya bensin ditanggung bersama. Mungkin Anda merasa malu untuk melakukan hal tersebut. Namun, coba gunakan rasionalitas. Malu berarti tambahan biaya. Atau jika tidak mau menggunakan cara tersebut, bisa memilih cara sebaliknya, yakni Anda yang menumpang kendaraan tetangga Anda. Jika Anda melakukan hal ini tiga kali dalam seminggu, hitung berapa besar penghematan yang bisa dilakukan dalam setahun.

Inovasi biaya juga bisa dilakukan dalam konteks yang lain, apalagi yang sifatnya kebutuhan sekunder atau tertier, misalnya perjalanan wisata. Saat ini, hampir semua kalangan membutuhkan wisata. Akan tetapi, tidak semua kalangan mampu merencanakan dan membiayai perjalanan wisata secara baik. Misalnya, membeli tiket pesawat menjelang keberangkatan. Jelas, harga tiketnya akan sangat mahal. Padahal, tiket pesawat apalagi yang promo bisa akan sangat murah jika dibeli jauh-jauh hari.

Itu inovasi biaya dalam konteks mengatur pengeluaran. Yang lebih canggih adalah jika inovasi biaya itu bisa diterapkan dalam pengaturan seluruh aset Anda. Salah satu contohnya adalah jika Anda memiliki aset tidak produktif. Anda punya rumah lebih dari satu. Rumah yang tidak Anda tempati adalah biaya. Karena Anda mesti menanggung biaya listrik, air, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Agar rumah tersebut tidak menjadi beban, maka mesti diproduktifkan, misalnya disewakan, sehingga ia menjadi sumber pendapatan.

Agar kondisi "lebih besar pasak daripada tiang" bisa dihindari, maka terhadap seluruh item rencana pengeluaran yang telah dibuat bisa dilakukan telaah, apakah ada ruang untuk menerapkan inovasi di dalamnya. Yang paling sederhana adalah rencana belanja bulanan Anda, apakah frekuensi belanja secara bulanan lebih cocok dan efisien ketimbang, misalnya, belanja per dua bulanan, atau belanja melalui pesanan.

Jadi, inovasi biaya sebenarnya bukan sekadar dalam konteks barang yang akan dibeli, tetapi juga dalam hal tata cara membelinya. Contoh lain, belanja pada saat musim sale bisa dikategorikan sebagai inovasi biaya, sepanjang barang-barang yang dibeli memang merupakan kebutuhan. Jadi bukan karena faktor emosional. Selamat mencoba.

Bagaimana cara melakukan general check up untuk keuangan anda

Posted: 22 Jan 2011 06:50 PM PST


Kenapa Anda ke dokter? Karena Anda tidak ingin sakit, tentunya. Nah, general check-up bukan hanya dibutuhkan oleh tubuh, tetapi juga oleh kondisi keuangan. Kapan terakhir Anda melakukan check up terhadap kondisi keuangan Anda?

Hitung ulang berapa penghasilan Anda per bulan, lalu hitung juga berapa total pengeluaran per bulan. Apakah hasilnya masih surplus? Kalau ya berapa persen, surplus Anda dibandingkan dengan total penghasilan. Atau malah defisit? Berapa besar? Lalu bagaimana cara Anda menutupi defisit tersebut? Sangat mungkin Anda berutang, misalnya dengan menggunakan kartu kredit. Kalau situasi ini berlangsung terus, berarti keuangan Anda memang "sakit" dan akan menjadi masalah besar jika terus dibiarkan. Agar tidak menjadi masalah, coba cermati dulu bagaimana kondisi kesehatan keuangan Anda dengan menjawab beberapa pertanyaan di atas.


Yang utama adalah, apakah keuangan Anda setiap bulan mengalami surplus atau defisit. Umpamakan penghasilan Anda Rp 10 juta. Lalu biaya pengeluaran, termasuk untuk membayar utang, adalah sebesar Rp 10 juta juga, atau malah lebih. Kalau faktanya seperti ini, kondisi keuangan Anda berada dalam keadaan tertekan. Kenapa? Karena untuk menutupi biaya pengeluaran saja, penghasilan Anda sudah tidak memadai.

Lalu apa solusinya? Naikkan penghasilan dan atau kurangi pengeluaran. Untuk menaikkan penghasilan memang bukan perkara mudah. Akan tetapi, untuk mengurangi pengeluaran bukan pula tidak mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angsuran utang Anda. Nilai angsuran diturunkan sehingga Anda masih memiliki cash flowpositif. Memang, di sisi lain, utang Anda boleh jadi akan lebih lama lunasnya. Namun, paling tidak, pengeluaran Anda lebih kecil ketimbang penghasilan. Akan tetapi, ini pun dengan catatan Anda tidak membuat utang baru.

Jika realitasnya adalah sebagaimana dipaparkan di atas, apakah kondisi keuangan Anda tergolong sehat? Kondisi keuangan seperti itu masih dalam keadaan kurang sehat. Artinya, cash flow Anda tidak defisit, tetapi tidak ada dana lebih yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan keuangan Anda. Dengan kata lain, kondisi keuangan Anda akan seperti itu seterusnya. Aset juga tidak akan bertambah.

Fase sehat
Bagaimana agar kondisi keuangan bisa masuk dalam fase cukup sehat? Harus ada surplus yang bisa dialokasikan untuk mencapai suatu tujuan keuangan. Seperti contoh di atas, katakanlah penghasilan Anda sebesar Rp 10 juta. Lalu, katakanlah Anda lebih hemat sehingga pengeluaran Anda umpamakan hanya sebesar Rp 7 juta per bulan. Berarti, Anda memiliki surplus sebesar Rp 3 juta.

Apakah kondisi keuangan seperti ini sudah bisa dianggap sehat? Tunggu dulu. Cek lagi tujuan keuangan Anda. Katakanlah dalam dalam 5 tahun mendatang Anda ingin memiliki aset senilai Rp 300 juta. Berarti, setiap tahun Anda mesti mengalokasikan Rp 60 juta. Dengan kata lain, setiap bulan mesti tersedia Rp 5 juta. Padahal, surplus yang Anda miliki hanya sebesar Rp 3 juta. Konkretnya, meskipun setiap bulan keuangan Anda surplus, tetapi tujuan keuangan Anda 5 tahun mendatang tidak akan tercapai.

Lantas di mana masalahnya? Surplus Anda kurang besar. Ini bisa terjadi karena struktur pengeluaran Anda yang masih kurang optimal. Kurangi pengeluaran yang kurang perlu. Mungkin Anda mengatakan semua pengeluaran Anda adalah perlu. Oke, itu hak Anda. Akan tetapi, coba cek, dalam struktur pengeluaran Anda ada komponen biaya konsumsi dan juga komponen utang. Bagaimana strategi keuangan Anda dalam menyelesaikan utang?

Jika Anda mampu mengurangi biaya konsumsi dan pembayaran utang Anda sebesar Rp 2 juta per bulan, Anda akan memperoleh surplus sebesar Rp 3 juta + Rp 2 juta, atau sejumlah Rp 5 juta. Namun, di sisi lain, tentu saja konsumsi Anda mesti dikorbankan dan utang Anda masih akan terus berlangsung. Akan tetapi, tidak mengapa, sepanjang Anda mampu melunasinya kendati dalam waktu yang cukup panjang.

Dana darurat
Jika Anda mampu melakukan langkah di atas, kondisi keuangan Anda berada dalam kategori cukup sehat. Ya, cash flow Anda tidak defisit dan memiliki surplus untuk mencapai tujuan keuangan yang masih sederhana. Namun, keuangan Anda tetap belum aman. Kenapa? Karena Anda belum memiliki yang namanya emergency fund dan dana darurat.

Pernahkah Anda terpikir kalau tiba-tiba terjadi krisis ekonomi, lalu perusahaan tempat Anda bekerja bangkrut dan Anda mengalami PHK? Semua itu memang tidak diinginkan. Akan tetapi, sekali lagi, hal tidak terduga bisa saja terjadi. Oleh karena itu, Anda mesti berjaga-jaga dalam bentuk emergency fund. Berapa besar? Tergantung Anda. Namun, lazimnya, nilai dana yang tersimpan dalam rekening emerging fund harus sekitar 6 bulan penghasilan. Kenapa 6 bulan? Karena dalam kurun waktu 6 bulan diharapkan Anda sudah memperoleh pekerjaan baru.

Kesimpulannya, kondisi keuangan baru bisa dianggap sehat jika cash flow keseharian Anda positif, memiliki surplus dana yang dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan di masa mendatang, baik melalui tabungan maupun investasi lainnya, dan juga memiliki alokasi dana untuk berjaga-jaga. Namun, mesti diingat, ketiga hal di atas tidak diukur dari nilai nominal, melainkan dari perspektif tujuan keuangan pribadi.

Bagaimana cara menghindari teman yang ingin meminjam uang

Posted: 22 Jan 2011 06:50 PM PST


Satu-dua kali Anda mengabulkan permintaan teman yang ingin meminjam uang, dan bersyukur karena teman tersebut membayar pada waktunya. Namun karena sang teman ini tahu Anda selalu mengabulkan permintaannya, ia jadi seperti mengandalkan Anda. Setelah itu, pembayaran hutang mulai tidak lancar seperti biasanya, dan pada hutangnya yang terakhir teman ini mulai sulit dihubungi. Kasus lain, ada teman lain yang ingin mencicil hutang dengan pembayaran minimum seperti kartu kredit. Bedanya, ia tak ingin dikenakan bunga. Wah, enak betul!

Hal inilah yang menyebabkan Anda berpikir-pikir lagi jika ada teman lain yang ingin berhutang. Selain uang Anda tidak kembali, hubungan pertemanan pun jadi terganggu. Namun Anda juga tidak tega saat teman tersebut "mengemis" pengertian Anda, seperti untuk membayar uang sekolah anak, atau membayar ongkos rumah sakit. Bila hal seperti ini terjadi, apa yang harus kita lakukan?
1. Apakah dia teman dekat Anda? Bila Anda cukup mengenalnya, Anda akan tahu apakah ia berkata dengan jujur dalam menggunakan uang tersebut dan membayarnya tepat waktu. Anda mungkin akan berkata dalam hati bahwa Anda ingin menolongnya, toh Anda mempunyai tabungan yang cukup. Namun dalam banyak kasus, meminjamkan uang bukan cara terbaik untuk membantu teman. Tanyakan untuk apa uang sebanyak itu, dan tunjukkan bahwa Anda peduli. Setelah ia menjelaskan kebutuhannya, katakan bahwa Anda harus berkonsultasi dengan suami atau keluarga Anda lebih dulu. Tunggu hingga dua atau tiga hari, untuk memberi kesempatan teman Anda meminjam uang dari pihak lain, sekaligus mencari tahu tentang situasi teman ini dari teman-teman yang lain.
2. Jika ia bukan teman dekat, atau teman yang sudah bertahun-tahun tidak memberi kabar, keputusan terbaik adalah dengan mengatakan, "Sori, tapi aku punya aturan untuk tidak meminjamkan uang ke teman." Pernyataan ini menunjukkan ketegasan sikap Anda, tanpa menyakiti hati teman Anda. Meskipun Anda tidak tega, bersikaplah tegas pada diri Anda sendiri. Jika selama ini ia tak pernah berusaha dekat pada Anda, atau menghubungi Anda, artinya ia hanya mau memanfaatkan Anda. Katakan juga bahwa karena Anda sudah menikah, kebijakan mengenai uang tidak lagi hanya berasal dari Anda, tetapi juga dari suami.
3. Tanyakan pada diri Anda, apakah teman tersebut layak diberi pinjaman? Seringkali terjadi, Anda tidak mengetahui kondisi keuangan teman yang sesungguhnya, dan ternyata ia punya kebiasaan gali lubang-tutup lubang. Atau, ia meminjam uang karena ingin membeli sesuatu yang terlalu mahal untuknya. Bisa juga karena kartu kreditnya sudah masuk kategori bad debt (kredit macet) di bank, sehingga ia tak bisa lagi menggunakannya. Perhatikan juga apakah ia masih sering nongkrong di coffee shop, padahal merengek terus untuk meminjam uang. Teman seperti ini tidak layak diberi pinjaman, karena ia tidak punya tanggung jawab dengan keuangannya.
4. Apakah ia meminjam uang untuk urusan bisnis? Pelajari permintaannya, apakah ia mengundang Anda untuk menjadi investor, atau sekadar untuk membiayai ongkos produksi. Jika Anda bertindak sebagai investor, Anda berhak mendapatkan pembagian keuntungan (jumlahnya bisa Anda diskusikan). Namun hal ini membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Apakah entrepreneurship-nya dapat diandalkan? Apakah ia memiliki potensi untuk membuat bisnisnya sukses? Sedangkan bila ia hanya ingin meminjam untuk untuk membiayai ongkos produksi misalnya, Anda bisa meminjamkannya, namun dengan menetapkan bunga. Bagaimana pun juga, uang Anda dipergunakan untuk membiayai salah satu elemen bisnis. Bunga ini juga bisa menjadi "senjata" saat ia mulai mangkir. Bunga akan terus berjalan setiap bulan jika ia belum membayar.
5. Jika teman Anda memiliki alasan yang dapat diterima untuk meminjam uang (misalnya membiayai ongkos rumah sakit), periksalah kondisi keuangan Anda sendiri. Apakah Anda mampu memberikannya atau tidak. Pastikan jumlah yang mampu Anda berikan. Jika tidak mampu, Anda bisa menawarkan separuh dari yang ia minta. Dengan memiliki gambaran yang jelas mengenai kondisi keuangan Anda, Anda tidak akan mengalami risiko problem keuangan yang menyulitkan Anda sendiri nantinya.
6. Jika jumlah uang yang ingin dipinjam cukup besar, lebih baik Anda membuat kesepakatan tertulis. Banyak orang yang mendadak "amnesia" jika menyangkut urusan berhutang. Adalah kewajiban Anda untuk menagih hutang, dan bukannya segan atau risih meminta uang Anda kembali. Terutama jika hutang ini menyangkut transaksi bisnis, penting untuk mendapatkan semua dokumen legal untuk menghindari konflik di masa depan.
7. Sebelum mengatakan "Ya". Tanyakan pada diri Anda sendiri, dapatkah Anda membayangkan apa yang terjadi bila teman Anda tidak mampu membayar kembali, atau menghilang tanpa membayar? Bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi pertemanan Anda? Apakah jika suatu saat ia kembali untuk meminjam uang, sanggupkah Anda mengatakan "Tidak" kali ini? Apakah Anda akan merelakan uang Anda jika ia tidak membayar?
8. Jika Anda berkata "Tidak". Akan lebih sulit menagih-nagih hutang seorang teman, daripada mengatakan "Tidak" sejak awal. Pastikan teman Anda memahami situasi ini. Bersikaplah konsisten dengan keputusan Anda, dan jangan tergoda untuk membantunya. Teman sejati tidak akan menentang Anda jika Anda memutuskan untuk tidak meminjamkan uang padanya.

Bagaimana cara meminjam uang kepada keluarga

Posted: 22 Jan 2011 06:49 PM PST


Meminjam uang kepada saudara atau orangtua menjadi pilihan ketika kita memerlukan pinjaman "lunak", dalam arti cepat, "tidak perlu bunga," dan cara mengembalikan yang luwes. Pinjaman dengan cara ini tentu saja tidak akan didapat dari lembaga keuangan mana pun. Walaupun di sebelah rumah ada tetangga, tapi "gengsi keluarga" dan rasa malu karena harus membuka aib keluarga lebih berbicara.
"Paling aman dan nyaman untuk yang pertama diutangi adalah orangtua, setelah itu saudara kandung, bisa dari pihak suami maupun istri, kemudian tante atau om. Kalau kemungkinan-kemungkinan itu tak ada, baru ke tetangga atau lembaga keuangan," papar psikolog Dra Tiwin Herman, MPsi, direktur utama lembaga konsultan psikologi Psiko Utama.
Ketika harus meminjam

Jika Anda mengalami keadaan terdesak, seperti masuk rumah sakit atau harus merenovasi rumah, dan ingin meminjam uang kepada anggota keluarga lain, menurut Tiwin yang pertama harus dipikirkan adalah mau berutang kepada siapa atau saudara yang mana. Boleh dari pihak suami atau istri. Yang jelas, utang harus dilakukan kepada yang dianggap "berlebih". Setelah itu, baru perhatikan hal-hal berikut:
1. Jadikan kedekatan hubungan sebagai bahan pertimbangan.
2. Meski sesama saudara kandung, kedekatan satu sama lain belum tentu sama. Nah, kalau kebetulan yang berlebih itu adalah saudara yang kita rasa lebih dekat, tentu lebih enak memintanya. Tetapi kalau sebaliknya, perlu strategi khusus. Tentukan dulu uang yang akan dipinjam untuk keperluan apa, berapa, bagaimana, dan kapan membayar utangnya. Setelah itu barulah Anda dan suami menghadap ke saudara yang bersangkutan bersama-sama.
3. Komitmen harus dipegang meski utang ini, misalnya, akan tanpa bunga. Kembalikan uang yang dipinjam sesuai tenggat waktu yang disepakati bersama. Walaupun dengan keluarga sendiri, kita tidak bisa seenaknya meminjam uang. Akan tidak etis jika kita sampaikan hanya sambil lalu atau bahkan lewat SMS.
Berikut adalah etika meminjam uang menurut Tiwin:

* Orangtua sendiri atau mertua
Sebaiknya suami-istri menghadap bersama dan menjelaskan tujuan dan penggunaan uang yang diajukan sebagai utang. Sekalian dibicarakan bagaimana rencana pembayarannya. Perkara setelah itu mengajukan guyonan, "Nanti bayarnya gimana, nih? Bayar penuh atau separuh?" boleh saja. Tetapi yang mengajukan guyonan sebaiknya harus anak sendiri dan bukan yang berposisi sebagai menantu.

* Kakak atau adik yang sudah berumahtangga
Sebaiknya suami-istri menghadap bersama di hadapan pasangan suami-istri kakak atau adik dengan penjelasan yang sama dengan tujuan mengajukan utang. Sangat tidak disarankan untuk mengajukan guyonan sebagaimana kepada orangtua. Bahkan yang berutang harus bertanya perihal bunganya. Apakah nanti kakak atau adik yang menyatakan tidak ada bunga dan yang dibayar cukup 75 persen saja, itu bonus namanya.

Komitmen dan etika
Ketika menjadi pihak yang berutang, itu artinya Anda sudah dipercaya oleh keluarga. Maka komitmen dan etika harus dijaga. "Pinjam uang ketika benar-benar diperlukan dan jangan meminjam uang untuk barang konsumtif," tegas Tiwin.
Ketika mengembalikan uang, sebaiknya suami-istri menghadap kembali ke pemberi pinjaman. Bila dia kemudian menyatakan uang cukup ditransfer, itu soal lain.
"Bila sampai terjadi tidak tepat waktu dalam membayar, sampaikan alasannya, dan jangan diam tanpa kabar, kemudian berikan komitmen baru. Setelah ada uang, selesaikan kewajiban. Meski dengan saudara, jangan berusaha untuk 'memanfaatkan' karena bisa jadi bumerang. Di saat kita benar butuh, bisa jadi saudara kita tak mau lagi membantu," tambahnya.

Jangan keterusan
Urusan meminjam uang menjadi masalah ketika Anda terus melakukannya. Karena itu berarti ada yang salah dalam pengelolaan keuangan atau gaya hidup keluarga Anda. Di sisi lain, juga akan menjadi masalah kepada saudara yang lain karena berarti Anda menjadi "beban" dan mengganggu mereka.
"Keluarga lebih menjelaskan adanya ikatan darah, tetapi bukan berarti 'penanggung kehidupan' dan tempat berutang. Setiap orang diharapkan dapat mandiri yang merupakan salah satu ukuran kedewasaan. Konsep ketika anak yang tua, yang sudah berhasil, kemudian membantu saudaranya yang lebih muda adalah baik. Tetapi ketika sudah berkeluarga, maka pembicaraan masalah keuangan sudah tidak bisa lagi sebebas dulu karena masing-masing sudah memiliki keluarga yang harus diperhatikan," tutup Tiwin.

No comments:

Post a Comment

Backlink Lists|Free Backlinks

Masukkan Code ini K1-D1874D-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
CO.CC:Free Domain

ShoutMix chat widget

Reader Community

 
Copyright 2009 http://www.lowongankerja-bamsyul.co.cc/ | This Web is proudly powered by Blogger.com | Support by CO.CC |Template by Angga Leo Putra