Berisi Tentang Info Lowongan-Lowongan Terbaru, Tips Interview, dan Tips Melamar kerja
Download TV Software. It's safe to install

Arsip Blog

Recent Post

javascript:void(0)

Saturday, June 27, 2009

Wawancara Tahapan Menentukan dan Tersulit

SELESAI tahapan seleksi awal melalui surat lamaran dan psikotes, proses
selanjutnya dalam penerimaan calon pengawai biasanya dengan wawancara
pekerjaan. Itu tentu dilakukan setelah pencari pekerja dianggap memiliki potensi
dan dapat mem berikan nilai tambah bagi perkembangan perusahaan.

Sebagian besar para pencari kerja biasanya m engeluhkan tahapan wawancara
yang dinilainya sebagai bagian tersulit dari seluruh proses penjaringan. Padahal,
pertanyaan yang diberikan biasanya tidak jauh berbeda antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya.

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan pencari kerja agar siap menghadapi
wawancara kerja tadi. Langkah pertama adalah dengan memahami tujuan dari
wawancara yang akan dilaksanakan perusahaan tersebut. Itu penting untuk
memudahkan dalam mempersiapkan diri. Maksud dari wawancara kerja menurut
K. C. Bland, dalam bukunya Pedoman Praktis Melamar Pekerjaan adalah upaya
mencari informasi tambahan sekaligus klarifikasi dari calon pengawai.

Bagi perusahaan, wawancara kerja sangat penting dan merupakan metoda yang
paling diandalkan untuk menggali informasi tentang calon pengawainya secara
utuh. Perusahaan pada saat itu bisa langsung melihat kecakapan dan potensi
yang dimiliki si pencari kerja.

Secara umum, wawancara kerja dilakukan paling banyak dua kali. Namun, pada
perusahaan tertentu bisa dilakukan berulang-ulang, sebelum memutuskan untuk
menerima calon karyawan tersebut. Itu biasanya dilakukan secara khusus untuk
jabatan tertentu, sebelum menentukan pilihan.

Kerap kali perusahaan menjadikan wawancara sebagai benteng terakhir untuk
mengetahui karakteristik calon pengawainya. Calon pengawai harus
menggunakan kesempatan ini untuk menawarkan yang terbaik dari dirinya.

Wawancara kerja merupakan peluang emas untuk mengubah posisi dari calon
menjadi pegawai yang sebenarnya. Pergunakanlah kesempatan ini untuk
menjelaskan secara langsung semua pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
dan beragam aspek lain yang dimiliki demi menyakinkan perusahaan.
Alasannya, tidak ada cara lain untuk menyakinkan perusahaan bahwa Anda
adalah calon yang layak.

Bila dalam surat lamaran kerja hanya memberikan informasi singkat, maka
wawancara adalah pembuktian dari apa yang ditulis si pencari kerja tadi. Apa
yang diklaim dalam surat tersebut harus dapat dibuktikan saat wawancara kerja.

Secara umum ada dua tipe wawancara yang dilakukan perusahaan besar, yaitu
wawancara penyaringan atau pendahuluan dan wawancara seleksi. Wawancara
pertama bersifat pendahuluan yang biasanya tidak memerlukan waktu yang
lama. Informasi yang digalinya yaitu berdasarkan surat lamaran dan daftar
riwayat hidup. Wawancara ini untuk memastikan bahwa si pelamar kerja telah
memberikan semua informasi yang diperlukan.

Pertanyaan yang diajukan biasanya diarahkan untuk pengumpulan data yang
tampak dipermukaan, seperti tentang pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan dalam m elakukan pekerjaan yang akan ditawarkan. Kemudian
pertanyaan lainnya tentang sikap dan antusiasme yang disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Yang terpenting lainnya adalah sikap si pencari kerja
apakah dia bisa berkerja sama dalam satu tim atau tidak.

Wawancara kedua, masih menurut K. C. Bland yaitu wawancara yang intensif
dengan waktu yang lebih lama. Wawancara tersebut tidak hanya bersifat satu
arah saja, tetapi juga dilakukan untuk saling berinteraksi antara dua pihak yang
berkepentingan.

Pertanyaannya bisa dijawab bebas, tidak harus iya dan tidak. Jawabannya
tergantung kepada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki si pencari kerja.
Wawancara ini jauh lebih fleksibel dari tipe pertama dan bisa membahas subyek

yang beragam. Calon pegawai akan diajak untuk lebih menggali potensi dirinya
dalam memandang satu permasalahan tertentu. Biasanya yang ditanyakan yaitu
tentang suatu masalah yang pernah dihadapi si pencari kerja berikut solusinya.
Malahan si pencari kerja harus mempersiapkan pula solusi alternatif jika solusi
pertama dipandang kurang kena sasaran.

Oleh karena itu, dalam menjawab wawancara kedua ini diperlukan keterampilan
komunikasi yang baik. Keberhasilan sangat ditentukan oleh kemam puan dalam
menerangkan secara terperinci kondisi yang berhubungan dengan masalah
tersebut. Yang harus diingat bagi para pelamar kerja, wawancara ini tidak hanya
bagi yang telah berpengalaman kerja, tetapi juga untuk mereka yang baru lulus
dari sekolah.

Biasanya pertanyaannya dimodifikasi menjadi pengalaman sehari-hari saat di
sekolah atau di organisasi tertentu. Berdasarkan semua jawaban ini perusahaan
akan mengetahui bagaimana sebenarnya kemampuan Anda di luar ijazah
sekolah, dan dalam bertindak sehari-hari.

Dalam wawancara selanjutnya sangat penting untuk dapat berpikir secara cepat
dan tepat. Untuk itu, susunlah kerangka jawaban secara sistematis dan
pahamilah permasalahan yang diajukan dalam wawancara tersebut. Setelah di
mengerti baru memberikan jawabannya secara akurat. Kemudian paham i pula
apakah jawaban yang diberikan tadi benar-benar bisa menyelesaikan
masalah.(ovi) ***

Tips Menentukan Gaji dalam Interview

Setelah berhasil melewati beberapa tahapan wawancara kerja, besar kemungkinan
anda akan diterima di perusahaan tersebut. Maka yang harus anda lakukan adalah
mempersiapkan diri untuk menerima pertanyaan, "Berapa gaji yang anda inginkan ?"

Negoisasi gaji adalah salah satu bagian tersulit dalam mendapatkan pekerjaan. Jika
meminta jumlah yang terlalu besar, perusahaan mungkin akan mengurungkan niatnya
merekrut anda. Sebaliknya, jika jumlah yang anda minta terlalu rendah, mungkin anda
akan diterima, namun gaji yang didapatkan dibawah standar yang seharusnya
dibayarkan perusahaan tersebut.

Setelah bekerja selama beberapa waktu, alu anda mengetahui fakta tersebut, pastilah
anda akan merasa kecewa. Dan solusinya adalah meminta kenaikan gaji, dan hal ini
bukanlah proses yang mudah. Untuk "memenangkan" negosisasi gaji pada saat
interview, ikuti petunjuk berikut :

PERATURAN NO. 1 : Dapatkan Informasi

Sebelum wawancara, manfaatkan networking anda. Anda bisa mendapatkan informasi
dari teman atau senior anda yang bekerja di perusahaan tersebut/industri serupa,
terutama untuk divisi atau posisi yang sama. Sumber lain adalah internet atau tabloid
yang memuat mengenai survey/informasi gaji.

PERATURAN NO. 2 : Mendengarkan

Di awal wawancara, jangan pernah langsung menyebutkan berapa gaji yang anda
inginkan. Semakin lama anda "menunda", maka semakin banyak informasi yang bisa
didapatkan untuk "memenangkan" negoisasi gaji.

Langkah awal, pada saat wawacara, anda sebaiknya "mencari tahu" dari sang
pewawancara, ada berapa banyak kandidat untuk posisi tersebut, dan telah berapa
lama lowongan tersebut dibuka. Jika lowongan tersebut telah dibuka dalam waktu yang
lama, ada kemungkinan perusahaan kesulitan untuk mendapatkan kandidat yang

memenuhi kualifikasi. Jika anda high qualified, mungkin anda bisa mendaptkan nominal
yang dinginkan.

PERATURAN KE 3 : Berlatih

Anda boleh menyebutkan sejumlah angka pada saat bernegoisasi. Tetapi jangan terlalu
tinggi dari standar gaji yang berlaku untuk industri/perusahaan tersebut. Jika ini terjadi,
pewawancara malah menganggap anda tidak serius. Ini berarti anda kehilangan
kesempatan.

Jika anda menginginkan sejumlah nominal yang tinggi untuk gaji anda, katakanlah
sejumlah gaji pada top range, tunjukkah bahwa kualifikasi anda memang pantas untuk
itu. Sebelum hari wawancara, anda bisa mempersiapkan "pidato" selama 1-2 menit yang
mendeskrisikan apa yang anda bisa berikan untuk perusahaan jika anda diterima
bekerja di tempat tersebut.

Satu hal yang harus dingat, pada saat perusahaan memberikan penawaran, anda tidak
harus memberikan jawaban saat itu juga. Anda bisa minta waktu untuk
mempertimbangkan semuanya dalam mengambil keputusan. Jika tawaran perusahaan
lebih rendah dari yang anda harapkan, anda bisa saja menolak.

Apalagi pada saat bersamaan, ada tawaran yang lebih menggiurkan dari perusahan
lain. Namun, ada hal lain yang patut dipertimbangkan, apakah posisi yang ditawarkan
nerupakan langkah strategis untuk perkembangan karir anda.

BEBER APA SITUASI DALAM NEGOSISASI GAJI

--- . Perusahaan melakukan "secreening phobe call"

Yang harus anda lakukan adalah bertanya dengan sopan mengenai kisaran gaji untuk
posisi tersebut.

Jika si penelpon tidak memberikan informasi untuk hal tersebut, anda sebaiknya
merespon dengan mengatakan, "Berdasarkan informasi yang saya dapatkan mengenai
standar gaji untuk industri ini, mencakup gaji pokok, lembur, training, dan fasilitas yang
ada, asuransi kesehatan, biaya perjalanan, jenjang karir, bonus, komisi, dan jenis profit

sharing lainnya, gaji yang saya inginkan berkisar Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,-
(berikan kisaran yang luas). Saya bersedia datang untuk wawancara pada hari X jam Y.
Apakah Bapak/ibu bersedia mempertimbangkan ?.

-- . Jika pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai gaji pada saat awal
wawancara, anda punya 3 pilihan :

* Berusaha menunda negoisasi dengan mengatakan, "Saya melamar untuk posisi ini
karena sangat tertarik akan bidang ini dan perusahaan anda. Tetapi saya rasa saya
baru bisa membahas masalah gaji dengan anda setelah kita berdua "yakin" bahwa saya
memang memenuhi kualifikasi untuk posisi ini."

* Memberikan respon yang tidak spesifik dengan mengatakan, "Selama saya dibayar
sesuai standar perusahaan anda dan tanggung jawab yang harus saya penuhi untuk
posisi ini, saya rasa tidak ada masalah."

* "Membalikkan" pertanyaan kepada pewawancara. Jika pewawancara melontarkan
pertanyaan di awal wawancara , "Jika anda diterima bekerja di sini, berapa gaji yang
anda inginkan ?". Maka anda bisa menjawab seperti ini, "Saya sangat tertarik untuk
berkerja di sini, menjadi bagian dari perusahaan ini. Tetapi sebelumnya saya ingin
mengetahui, untuk kualifikasi kandidat dengan latar pendidikan dan keahlian seperti
saya, berapakah standar gaji di perusahaan ini ?".

-- Negoisasi gaji di pertengahan wawancara --

* Perusahaan menawarkan gaji dalam kisaran yang sesuai/bisa anda terima.
Pewawancara mengatakan, "Gaji untuk posisi ini berkisar dari Rp xxx,- sampai dengan
Rp yyy,- Apakah anda bersedia menerima tawaran ini ?. Yang harus anda katakan,
"Saya sangat menghargai tawaran ini.

Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di
perusahaan ini. Jumlah yang anda sebutkan tadi adalah yang seperti saya harapkan
untuk gaji pokok, ditambah dengan beberapa aspek lainnya seperti asuransi, uang
lembur, dan fasilitas lainnya.

* Anda hanya tertarik pada top range dari gaji yang di tawarkan. Yang harus anda
katakan, "Terimakasih atas tawaran anda untuk bergabung dengan perusahaan ini.
Saya yakin berbagai keahlian yang saya miliki merupakan benefit bagi perusahaan ini.
Berdasarkan apa yang saya ketahui mengenai standar gaji dan penawaran dari
perusahaan lain, saya harus mengatakan bahwa saya hanya bisa mengatakan "ya"
untuk kisaran atas dari jumlah yang Bapak/Ibu sebutkan tadi.

* Jika anda sama sekali tidak tertarik dengan gaji yang ditawarkan. Yang harus anda
katakan, "Terimakasih atas tawaran Bapak/Ibu untuk bergabung dengan perusahaan ini.
Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di
perusahaan ini.

Namun ada beberapa perusahaan lain yang juga memberikan tawaran kepada saya,
untuk posisi yang sama dan gaji yang lebih tinggi. Tentu saja, uang bukan faktor
penentu utama, saya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti training, jenjang
karir,dan sebagainya.

* Pewawancara tidak menyebutkan jumlah kisaran gaji. Yang harus anda katakan, "Dari
apa yang saya ketahui, berdasarkan standar industri, gaji pokok untuk posisi ini adalah
sebesar Rp xxx. Dan berdasarkan pendidikan dan keahlian yang saya miliki, saya
mengharapkan gaji pada middle range, katakanlah Rp yyy. Baagimana menurut
Bapak/Ibu ?".

* Jika pewawancara memberikan penawaran di akhir wawancara. Ini berarti
pewawancara sangat tertarik untuk merekrut anda. Yang harus anda katakan, "Saya
siap untuk menerima penawaran terbaik dari perusahaan ini." Dan jika gaji ditawarkan
memang seperti apa yang anda inginkan, katakan, "Hal terpenting bagi saya adalah
kesempatan untuk bergabung di perusahaan ini, dan saya yakin gaji yang ditawarkan
sangat kompetitif."

Petunjuk untuk "FRESH GRADUATES".

- Perusahaan memilih anda karena kualifikasi yang dimiliki, bukan gaji yang anda
sebutkan. Perusahaan menerima anda bekerja adalah untuk meningkatkan profit
mereka.

- Dalam wawancara, anda harus meyakinkan bahwa anda mampu mengerjakan
tugas/tanggung jawab untuk posisi tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan memberikan
penawaran apapun bagi anda.

- Jika anda belum memiliki pengalaman kerja, ingat akan kualitas anda yaitu pendidikan
dan keahlian. Dua hal itulah yang akan membuat anda sukses di dunia kerja.

- Apa yang membuat perusahaan memutuskan menerima anda ?. 95% nya berdasarkan
kepribadian, antusiasme, dan keahlian anda. 5% nya adalah karena keahlian khusus
yang anda miliki.

PERATURAN NO. 4 : Jika Penawaran Resmi Telah Dibuat

Jika penawaran resmi telah dibuat, ajukan pertanyaan sebagai berikut :

- Apakah ada kesempatan promosi untuk posisi ini ?. Untuk posisi atau level apa ?.

- Kapan dan bagaimanakah penilaian kinerja pegawai untuk posisi ini ?.

- Apakah penilaian tersebut termasuk untuk review gaji ?.

- Seperti apakah peningkatan gaji yang ditawarkan untuk 3-5 tahun mendatang ?.

- PASTIKAN BAHWA PENAWARAN GAJI TELAH MENCAKUP KESELURUHAN DAN
DALAM BENTUK TERTULIS.

- PASTIKAN ANDA TELAH MENGEVALUASI KESELURUHAN KOMPENSASI YANG
DITAWARKAN, BUKAN HANYA GAJI.

Selain gaji, biasanya perusahaan juga memberikan kompensasi dalam bentuk :

* Asuransi kesehatan (dengan atau tanpa mencakup perawatan gigi & mata) .Walaupun
perusahaan tidak meng-cover semua biaya, fasilitas ini akan membuat anda membayar
lebih murah.

* Asuransi jiwa.

Mengungkapkan Kelebihan dan Kekurangan Dalam Wawancara

Dalam wawancara kerja, umumnya anda akan dihadapkan pada pertanyaan "Apa kekurangan dan kelebihan anda..?". Meski kedengarannya sepele tapi ternyata banyak yang masih bingung dalam menjawab pertanyaan semacam ini. Padahal pertanyaan ini mau nggak mau harus dijawab. Karena bisa jadi jawaban dari pertanyaan ini mempengaruhi keputusan penerimaan.


Sebenarnya wajar sih kalau anda bingung. Masalahnya mengungkap kelebihan diri sendiri bukanlah hal yang gampang, apalagi mengungkapkan kekurangan diri. Rasanya anda harus mengerutkan kening untuk menjawabnya. Tapi sekarang nggak perlu grogi lagi kalau dihadapkan pada pertanyaan seperti ini. Kuncinya, anda harus mengungkapkan kelebihan diri tanpa kesan sombong dan berlebihan, sedangkan untuk mengungkapkan kekurangan tanpa menjatuhkan kualitas diri anda sendiri.


Sebaiknya dalam mengungkapkan kelebihan, anda harus mempertimbangkan kemampuan dasar yang sudah anda miliki kemudian menggabungkannya dengan kemampuan khusus yang dituntut oleh perusahaan yang memanggil anda. Perlu anda catat, kemampuan dasar biasanya berkaitan dengan 'soft skill' seperti kemampuan menganalisis, kerjasama, komunikasi, memimpin organisasi, dan lain-lain.


Jangan ragu untuk mengungkapkan semua kemampuan tersebut. Karena perusahaan akan menghargai kemampuan dasar anda, alasannya hal ini merupakan modal dasar untuk mengembangkan diri. Sedangkan kemampuan khusus seringkali berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis yang diperlukan perusahaan, misalnya kemampuan akunting, kemampuan mengelola data, kemampuan bahasa, pemasaran, dll. Dan kemampuan khusus ini biasanya semakin meningkat dengan beberapa pengalaman kerja anda di perusahaan terdahulu. So, biar perusahaan berpikir seribu kali untuk menolak anda, jualah kemampuan dasar dan kemampuan khusus yang sudah anda miliki.


Lalu bagaimana cara mengungkapkan kekurangan anda...? Untuk kekurangan, sampaikanlah hal-hal khusus yang berkaitan dengan belum banyaknya pengalaman yang anda dapatkan dalam bidang tertentu. Sampaikan tanpa nada merendahkan diri dan katakan bahwa anda adalah orang yang selalu ingin belajar. Katakan juga bahwa anda merupakan orang yang cepat memahami dalam mempelajari sesuatu. Dan juga katakan bahwa anda bukanlah orang yang pasrah dengan kekurangan.


Pendek kata, anda tidak keberatan mengikuti proses pembelajaran untuk mencapai kemajuan yang diharapkan. Dengan demikian anda telah mengungkapkan kekurangan tanpa menjatuhkan diri sendiri, sekaligus menegaskan bahwa anda memiliki semangat yang tinggi untuk maju. Sehingga perusahaan akan menilai bahwa anda adalah orang yang punya motivasi untuk terus berkembang.


So, walau anda telah mengungkapkan kekurangan, perusahaan tetap menilai positif diri anda. Dan selanjutnya, tunggu aja keputusan perusahaan! Percaya deh kalau kekurangan anda tidak lebih banyak dibanding kelebihan anda yang menguntungkan perusahaan, perusahaan akan tertarik mengajak anda
bergabung. Tapi jika anda sudah benar-benar bergabung dengan perusahaan terse but tentu saja apa yang sudah anda 'jual' dalam wawancara harus bisa anda buktikan.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam
melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan
wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali
mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
seperti "mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini",dan "apa kelebihan dan
kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional
akan sangat tergantung pada kem ampuan si pelamar dalam berkomunikasi
menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban
yang diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak
bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV
pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin
menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan,
apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan
harapan recruiter, dan apakah si pelam ar akan bisa bekerja dalam team dan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa "performance"
(kinerja) di masa lalu merupakan indicator terbaik untuk meramalkan perilaku
pelamar di masa mendatang. Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering
digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh
perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-
masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk
mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu
sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu
tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan
yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda

ketika gagal mencapai target yang ditetapkan", dan "berikan beberapa contoh
tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani
beberapa proyek sekaligus". Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan
dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi
pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari
pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang
dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si
pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung
pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan
dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus.

Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban
yang mencakup 4 (empat) hal:

(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,

(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi
yang terjadi,

(3) menceritakan hasil yang dicapai, dan

(4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari).
Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan
adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

A. Situation/Problem/Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas- tugas
yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan
situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh
pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari
pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu,
atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara

B. Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam
menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa
memfokuskan pada permasalahan.

Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau
team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya
dalam team tersebut - jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team
tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

C. Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja
hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian
setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang
dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam Wawancara kerja
sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika
menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-
pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:

1.Jelaskan pada saya bagaimana anda menggam barkan diri anda?

2.Apa kelebihan dan kekurangan anda?

3.Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu /
ketika sekolah?

4.Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?

5.Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?

6.Darimana anda mengetahui perusahaan ini?

7.Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?

8.Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini,apa yang akan anda lakukan?

9.Apa itu professionalisme menurut anda?

10.Apa itu teamwork menurut anda?

11.Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral,
maka pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1.Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat
tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.

2.Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika
anda melakukan presentasi.

3.Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus
melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang
harus didahulukan.

4.Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam
setahun terakhir ini? Mengapa demikian?

5.Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun
sebelumnya dan bagaimana anda m emotivasi team tersebut sehingga dapat
meraih sukses di tahun berikutnya.

6.Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?

7.Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dim ana anda mencoba untuk
menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?

8.Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang
tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.
Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak,
dalam wawancara kerja si pelam ar juga biasanya diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar
mempersiapkan beberapa pertanyaan, misalnya:

· Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?

· Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi
pemegang jabatan ini?

Sukses dalam sebuah job interview

Untuk sukses dalam sebuah job interview, anda harus memperlihatkan
respon yang positif untuk semua pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu,
untuk membantu Anda agar bisa lebih baik dalam menghadapi wawancara
kerja, berikut ini diberikan daftar pertanyaan yang paling sering ditanyakan.

Pertanyaan yang biasa ditanyakan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori
utama yaitu :
1. Pertanyaan yang menunjukkan bahwa anda dapat melakukan pekerjaan
tersebut
.. Pertanyaan ini berhubungan dengan keahlian, pendidikan, dan
pengalaman.
Contoh: Kenapa kami mesti menerima saudara? Kenapa anda mau bekerja
di perusahaan ini? Mata pelajaran apa yang paling anda sukai semasa
sekolah?
2. Pertanyaan yang menunjukkan bahwa anda akan melakukan pekerjaan
tersebut. .
Pertanyaan ini berhubungan dengan perilaku kerja, kemampuan
untuk melalui, dan motivasi menuju sukses.
Contoh: Apa yang ingin anda raih dalam 10 tahun kedepan? Apa yang
akan anda lakukan? Kenapa anda memilik jurusan……semasa kuliah?
3.Pertanyaan yang menunjukkan bahwa anda dapat bersosialisasi dengan
baik. .
Pertanyaan ini berhubungan dengan hubungan antar individu, fokus
fleksibilitas dan kepribadian.
Contoh : Dapatkah anda m enggambarkan suasana dan kondisi bekerja
yang menurut anda paling ideal dalam hubungannya dengan karyawan
lain? Jika saya bertanya pada perusahaan tempat anda bekerja sebelumnya,
menurut anda apa yang akan dikatakan oleh mereka? Sebutkan tiga orang
yang anda hormati dan kagumi ?

4 Pertanyaan Yang Paling Sering Ditanyakan
Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini adalah pertanyaan yang paling
sering ditanyakan oleh pewawancara. Jangan menghapalkan jawabannya.

Pewawancara tidak mencari jawaban yang spesifik, mereka akan
tertarik pada respon anda dan kualitas yang ditampilkan dari respon tersebut.
Tidak ada jawaban yang sangat “benar” untuk pertanyaan-pertanyaan
tersebut.

1.Apa rencara jangka panjang dan rencana jangka pendek anda, kapan
dan kenapa anda merencanakan hal tersebut, dan apa persiapan anda
untuk mencapainya?
2.Apa tujuan spesifik anda, selain yang berhubungan dengan
pekerjaan, yang anda miliki untuk 10 tahun kedepan?
3.Menurut anda, apa yang akan anda lakukan 5 tahun lagi?
4.Apa yang sebenarnya ingin anda lakukan dalam hidup ini?
5.Apa tujuan jangka panjang dari karir anda?
6.Bagaimana anda mencapai tujuan karir anda?
7.Apa reward terpenting yang anda harapkan dari karir anda?
8.Apa yang anda harapkan anda peroleh dalam waktu 5 tahun?
9.Mengapa anda memilik karir yang telah anda persiapkan tersebut ?
10.Menurut anda mana yang lebih penting, uang atau tipe pekerjaan?
11.Apa kelebihan dan kelemahan anda?
12.Bagaimana anda mendeskripsikan diri anda sendiri?
13.Bagaimana teman atau guru anda yang sangat dekat dengan anda,
menjelaskan diri anda?
14.Bagaimana pendidikan mempersiapkan anda untuk karir yang sedang
dijalani?
15.Kenapa kami mesti menerima saudara?
16.Apa kualifikasi yang anda miliki, yang anda pikir menjadi modal
anda menuju sukses?
17.Bagaimana anda menentukan atau mengukur tingkat kesuksesan?
18.Menurut anda, apa yang dibutuhkan perusahaan seperti kami agar
dapat memetik kesuksesan?
19.Bagaimana cara anda untuk memberikan kontribusi terhadap
perusahaan ini?
20.Kualitas apa yang harus dimiliki oleh seorang manajer yang
sukses?

21.Jelaskan hubungan seperti apa yang harus dimiliki oleh atasan dan
bawahan?
22.Hasil apa yang anda peroleh yang memberikan anda kepuasan
maksimal? Kenapa?
23.Jelaskan prestasi anda semasa kuliah?
24.Jika anda mempekerjakan mahasiswa yang baru lulus, apa kualitas
yang anda pertimbangkan?
25.Kenapa anda m emilih tempat kuliah anda?
26.Apa dasar anda dalam mem ilih jurusan ?
27.Apa mata kuliah yang paling anda senangi? Apa yang paling anda
tidak senangi?
28.Apakah anda suka melakukan penelitian independen?
29.Apa perubahan yang akan anda lakukan di Universitas tempat anda
kuliah?
30.Apakah menurut anda, nilai anda merupakan indikasi terbaik untuk
hasil akademik anda?
31.Apa yang telah anda pelajari dari kegiatan ekstrakurikuler?
32.Apakah anda berniat untuk sekolah lagi?
33.Suasana kerja seperti apa yang membuat anda merasa nyaman
bekerja?
34.Bagaimana anda bekerja dibawah tekanan?
35.Pekerjaan paruh waktu seperti apa yang membuat anda tertarik? Dan
kenapa?
36.Bagaimana anda mendeskripsikan pekerjaan ideal bagi anda setelah
anda lulus kuliah?
37.Mengapa anda memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan
ini?
38.Apa yang anda ketahui tentang perusahaan kami?
39.Apa hal yang paling penting dalam pekerjaan anda?
40.Kriteria seperti apa yang anda gunakan, untuk mengevaluasi
perusahaan yang anda harapkan menjadi tempat anda nanti bekerja?
41.Bagaimana dengan pilihan wilayah bekerja?
42.Maukah anda dipindahtugaskan ke daerah lain? Apakah
pem indahtugasan tersebut menggangu anda?

43.Apakah anda mau m elakukan travelling?
44.Apakah anda mau m engikuti pelatihan selama paling kurang 6 bulan?

45.Apa masalah besar yang pernah anda temui dan bagaimana anda
menyelesaikannya?
46.Apa yang dapat anda pelajari dari kesalahan yang anda buat?

Pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin

1.Ceritakan tentang diri anda.
2.Apa yang anda ketahui tentang posisi dimana anda sekarang sedang
diwawancarai?
3.Apa yang anda pelajari dari tiga posisi terakhir anda?
4.Apakah anda menyukai pekerjaan anda? Kenapa?
5.Selama perjalanan karir anda, posisi m ana yang paling anda sukai?
6.Kenapa anda ingin merubah karir anda?
7.Apakah anda memiliki pengalaman sebagai supervisor atau admin?.
Ceritakan kepada saya.
8.Bagaimana gaya m anajemen anda?
9.Bagaimana keahlian people-management? Berikan satu atau dua
contoh.
10.Seberapa bagus anda berkomunikasi secara lisan dan
tulisan?Berikan beberapa contoh.
11.Dapatkan anda memenuhi deadlines? Jika iya, berikan contoh.
12.Berikan contoh keputusan yang anda buat, yang menguntungkan
perusahaan.
13.Apa yang akan dikatakan oleh rekan kerja anda mengenai diri anda?

14.Apa yg dapat memotivasi anda?
15.Apa hobi anda?
16.Apa yang anda lakukan di waktu senggang anda?
17.Apakah anda mau m elakukan perjalanan untuk posisi ini?
18.Jika karir anda menghendaki, apakah anda mau dipindahtugaskan
dengan kenaikan jabatan?
19.Apa persyaratan gaji anda?

20.Apa yang akan dikatakan atasan anda tentang anda?

Menyiasati Wawancara Kerja

Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai salah
satu metode untuk menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah
wawancara kerja seringkali merupakan metode yang paling diandalkan, mengingat biaya
yang dikeluarkan relatif murah dan “user” (baca: atasan) dapat langsung bertatap muka
dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara kerja bisa dilakukan berkali-
kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk diterima bekerja. Sementara bag i para
pencari kerja, wawancara kerja mungkin sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang
harus dilalui sebelum resmi diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul
bahwa wawancara merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan,
banyak sekali para pelamar yang tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak
jarang mereka merasa langsung gugup bahkan patah semangat ketika dipanggil untuk
wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website ini banyak
dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara menghadapi
wawancara kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa mereka telah
berkali-kali gagal “melewati” wawancara kerja meskipun diakui bahwa pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas rekrutmen & seleksi) relatif sama
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain tempat mereka melamar
pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia berkali-kali selalu lolos dari
semua metode seleksi yang lain (test tertulis, psiko test, dan test ketrampilan) tetapi
tetap gagal ketika wawancara.

Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa sebenarnya
wawancara kerja. Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan mengapa banyak
pelamar yang gagal dalam menjalani wawancara kerja tersebut. Lalu kemudian apa saja
yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk menyiasati wawancara kerja supaya
berhasil.

Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting dalam
proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validi tas wawancara dianggap lebih

rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun
wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam
menggunakannya.

Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan
suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi
penawaran kerja. Menging at bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses
pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke
perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” (baca: proses & hasil) wawancara kerja
merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan diterima
atau ditolak.

Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan
secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang
berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan
pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga
memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan
gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya
bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang
baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya.

Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan
kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus
dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara
umum tujuan dari wawancara kerja adalah:
Untuk meng etahui kepribadian pelamar
Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk
diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja


Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara
kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam
prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh
data yang lebih akurat.

Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
seperti “mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan
kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan
sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab

pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang
diberikan. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat
mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam
wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3
(tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias
dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar
akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan
budaya perusahaan.

Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance”
(kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku
pelamar di masa mendatang (baca: ketika bekerja). Wawancara kerja dengan
teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level
managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat
mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral
dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau
situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar
memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya.
Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan
pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan “berikan
beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya
menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi,
tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting
bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari
pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang
dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si
pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung
pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan
dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfok us. Dalam wawancara
kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4
(empat) hal: (1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3)
menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian
tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang
paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

Situation
Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi
atau tugas-tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu.
or
Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut
secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara.
Problem
Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari
pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah,
or
pengalaman tertentu, at au berbagai kejadian yang relevan
dengan pertanyaan si pewawancara
Task


Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam meng hadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada
permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus Action memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai
Results dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

Jenis Wawancara Kerja


Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

Wawancara Seleksi (Screening Interview).

Jika pelamar atau kandidat untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.
Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

Wawancara Telepon (Telephone Interview).

Demi menghemat biaya dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali
recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui telepon.

Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) .

Meskipun tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk
perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sang at efektif karena memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menungg u para kandidat tersebut datang melamar.

Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview).

Pameran kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya,
menerima surat lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter lang sung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.

Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview).

Ketika seorang kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan
tersebut recruiter biasanya lang sung melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.

Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview).

Wawancara kelompok adalah suatu jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan
memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima
bekerja. Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang
untuk memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.

Wawancara Kasus (Case Interview).

Wawancara kerja jenis ini menekankan pada
kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu.
Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai
pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan
solusinya.

Pertanyaan-Pertanyaan Umum


Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat
tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan

Kesalahan Umum Dalam Melamar Kerja

Sejak awal Anda harus menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul
saat melamar pekerjaan. Nah, ada baiknya Anda ketahui 8 kesalahan umum yang
seringkali dilakukan para pencari kerja. Coba simak di bawah ini:


Jangan pernah menganggap sepele kelengkapan surat lamaran. Maka sebelum
melayangkan surat lamaran Anda, periksa kembali kelengkapan dokumen Anda.
Satu saja ketidaklengkapan surat lamaran Anda, bisa dijadikan alasan penolakan
permohonan kerja. So, lengkapi selalu dokumen lamaran Anda.

Referensi memang perlu Anda sertakan bersama surat lamaran dan curriculumvitae (CV). Tapi mencantumkan daftar referensi yang kelewat panjang juga bisamenimbulkan salah pengertian. Bisa jadi, Anda akan dianggap suka memamerkan
dan menonjolkan diri. Untuk itu, sertakan referensi yang memang benar-benar
penting, yang sekiranya dapat menambah penilaian. Jika referensi Anda tidak
berhubungan dengan pekerjaan yang Anda lamar sebaik nya tidak usah
disertakan.


Jam karet memang sudah menjadi budaya di Indonesia tapi hendaknya jangan
sampai menulari Anda. Sekali Anda datang terlambat saat wawancara pekerjaan,
penilaian terhadap diri Anda akan minus. Apalagi jika Anda melamar ke
perusahaan asing, biasanya tidak ada toleransi bagi keterlambatan. Maka cobalah
untuk ontime setiap kali memenuhi panggilan wawancara kerja.

Kesan pertama seringkali dimulai dari penampilan. Karena itu cara Anda
berbusana menjadi hal yang sangat penting saat Anda datang melamar pekerjaan
atau memenuhi panggilan wawancara. Penyeleksi mempunyai penilaian tersendiri
ketika melihat pelamar kerja. Karena itu gunakan busana yang sopan dan lazim
digunakan untuk kesempatan panggilan kerja. Hal ini juga perlu diikuti dengan
penampilan secara keseluruhan, seperti rambut dan dandanan wajah yang rapih,
pemakaian sepatu dan tas yang pantas.



Pimpinan perusahaan akan sakit hati seandainya namanya ditulis atau diucapkan
secara keliru. Hal ini akan mempengaruhi kewibawaan dan reputasinya.
Usahakan agar meneliti kembali saat menulis nama orang dalam surat lamaran
atau menyapa seseorang.


Jangan sekali-kali mencantumkan atau mengakui ketrampilan yang tidak Anda
miliki. Ingat, penyeleksi akan lebih jeli akan hal ini. Mereka akan terus meneliti
bagian-bagian dalam CV atau daftar riwayat hidup yang dianggap terlalu dibuat-
buat. Bahkan ada yang mempersiapkan tes praktek langsung untuk menguji
kebenaran laporan Anda. Oleh sebab itu jangan coba -coba menonjolkan sesuatu
yang tidak Anda miliki.

Kiat-kiat Mendapatkan Pekerjaan

Melamar pekerjaan bisa disebut sebagai suatu hal yang gampang-gampang susah. Ada
pelamar yang hanya mengirimkan satu surat lamaran, kemudian dipangg il wawancara dan
langsung diterima bekerja. Sebaliknya ada pelamar yang sudah mengirimkan puluhan surat
lamaran dan sudah dipanggil untuk wawancara berkali-kali namun tidak kunjung diterima
bekerja. Dalam banyak kasus, kemampuan akademik yang tingg i juga seringkali bukan
jaminan untuk bisa diterima bekerja. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok terakhir
yang sudah mengirimkan puluhan surat lamaran tetapi tidak kunjung diterima bekerja
seringkali menjadi frustrasi dan akhirnya putus asa sehingga kehilangan semangat untuk
mencari pekerjaan. Akibat nya mereka cenderung menjadi penganggur dan memiliki konsep
diri yang negatif.

Demi menjaga agar jangan sampai sang pelamar menjadi frustrasi maka ada beberapa hal
yang harus dipahami dan dipelajari secara seksama oleh para pencari kerja. Sama halnya
dengan melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam hidup ini, maka mencari pekerjaan pun
memerlukan suatu pemahaman, ketrampilan dan keahlian tersendiri. Hanya orang-orang
yang menyadari hal inilah yang akan mampu memenangkan kompetisi (di Indonesia bisa
disebut Hyper-kompetisi) dalam mendapatkan pekerjaan. Beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian para pencari kerja, seperti dikutip dari monster.com diantaranya adalah
sebagai berikut:

1 Pem ahaman terhadap Proses Pencari an Pekerja

Pemahaman yang benar terhadap proses pencarian pekerjaan akan sangat berg una bag i
pencari kerja agar terhindar dari rasa frustrasi. Beberapa hal yang harus diketahui dan
dipahami pencari kerja misalnya:
Pencarian pekerjaan adalah identik dengan mempromosikan diri sendiri dan
talenta yang dimiliki

Mengetahui dengan pasti bagaimana talenta yang dimiliki dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan yang dilamar
Mencari pekerjaan merupakan suatu pekerjaan juga: jadi perlu bersabar karena
pasti membutuhkan waktu
Buat rencana dan ikuti rencana tersebut; meski tidak harus diikuti secara kaku
Mencari pekerjaan harus pantang menyerah

2 Kenali Diri Anda Sendiri

Identifikasi kemampuan, minat, bakat, nilai-nilai hidup, kebutuhan dan kebiasaan anda.
Jika anda memahami hal tersebut maka akan lebih mudah bagi anda dalam menentukan
jenis pekerjaan apa dan perusahaan seperti apa yang akan anda pilih.

3 Tentukan Tujuan Karir Anda


Putuskan jenis karir yang menjadi tujuan anda, perusahaan apa yang cocok bagi anda, dan
bila perlu tentukan juga lokasi atau area dimana anda akan bekerja.


4 Buatlah Career Portfolio

Buatlah career portfolio anda dengan menyiapkan dokumen-dokumen peleng kap seperti:


Surat Lamaran (baca juga artikel: Menulis Surat Lamaran Kerja)
Resume (baca juga artikel: Membuat Resume)
Surat Rekomendasi, piagam penghargaan, dll
Transkrip Nilai, Ijazah, Sertifikat, dll
Kartu Nama (jika ada)

5 Perluas Jaringan


Mencari pekerjaan seringkali memerlukan kerjasama team. Dalam hal ini anda harus
memiliki jaringan atau net working untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan
tentang lowongan pekerjaan yang sesuai untuk anda. Anda bisa bekerjasama dengan
teman, anggota keluarga atau pun kenalan anda untuk mendapat berbagai informasi yang
dibutuhkan. Semakin luas networking maka akan semakin cepat kemungkinan anda untuk

mendapatkan pekerjaan atau setidaknya akan banyak peluang lowongan kerja yang
tersedia. (baca juga artikel: Networking dan Usaha Mendapatkan Pekerjaan)

6 Kenali Tempat / Perusahaan yang Dilamar

Kenyataan pahit yang harus dialami oleh pekerja karena di PHK atau para pencari kerja
yang "ditipu" oleh si pemberi pekerjaan, hendaknya menjadi pelajaran bagi anda sebelum
mengirimkan surat lamaran pekerjaan. Artinya jangan sampai anda melamar di perusahaan
yang kurang terjamin masa depannya. Salah satu cara yang paling mudah dilakukan untuk
mengenali perusahaan / pemberi pekerjaan adalah dengan mencari informasi secara rinci
tentang perusahaan yang meny ediakan lowongan pekerjaan tersebut, mencakup
kemampuan finansial, jenis usaha, jenis pekerjaan yang ditawarkan (pegawai tetap atau
kontrak), siapa pemiliknya, dll. Jika akhirnya anda menemukan kecocokan dengan tujuan
karir anda maka barulah anda boleh mengirimkan surat lamaran. Dalam hal bahwa anda
melamar melalui iklan lowongan kerja yang ada di media massa maka pilihlah iklan
lowongan kerja yang diterbitkan di media massa yang sudah terpercaya. Dan untuk ini pun
anda tetap harus mengecek lagi profile perusahaan pemberi pekerjaan.

7 Melamar

Melamar pekerjaan membutuhkan suatu seni tersendiri oleh karena itu pencari kerja harus
benar-benar mempersiapkan semua hal yang berhubungan dengan lamaran tersebut secara
seksama. Lakukan hal yang sama setiap kali anda melamar pekerjaan. (baca juga artikel:
Menulis Surat Lamaran Kerja dan Membuat Resume)

8 Wawancara Kerja

Wawancara kerja merupakan suatu proses yang menghantar anda ke "gerbang perusahaan".
Artinya jika anda sudah memasuki tahap wawancara kerja maka anda memiliki kesempatan
untuk lebih mengenal perusahaan dan sebaliknya perusahaan dapat mengenal potensi anda
secara lebih rinci. Oleh karena itu, pencari kerja harus benar-benar mempersiapkan diri
dalam menghadapi wawancara kerja. (baca juga artikel: Menyiasati Wawancara Kerja)

9 Menerima atau Menolak Tawaran Pekerjaan

Seperti yang telah dikemukakan bahwa mencari pekerjaan adalah gampang-gampang

susah, maka konsekuensi logis yang akan dihadapi setiap pencari kerja adalah diterima
atau ditolak. Dalam kenyataannya, meski disadari bahwa mendapatkan pekerjaan adalah
suatu hal yang sulit, namun terkadang ada tawaran pekerjaan yang terpaksa ditolak sendiri
oleh si pelamar karena berbagai alasan. Dalam hal ini, jika anda termasuk pelamar yang
terpaksa menolak tawaran pekerjaan, maka lakukan hal tersebut dengan cara-cara
elegance sehingga tidak menyinggung perasaan orang-orang di perusahaan yang anda
lamar. Sebaliknya jika anda menerima tawaran kerja maka sampaikan rasa terima kasih
penghargaan atas kesempatan untuk berkarir di perusahaan tersebut dan tindaklanjuti
dengan membuat kesepakatan kerja serta langkah-langkah yang harus anda persiapkan
sebelum mulai bekerja.

10 Evaluasi Proses


Jika anda tetap belum berhasil mendapatkan pekerjaan meski sudah menjalani beberapa
langkah di atas, maka anda perlu mengevaluasi seluruh proses pencarian pekerjaan.
Tanyakan pada diri anda sendiri:
Apakah saya sudah melakukan semua hal yang wajib dan perlu dilakukan?
Seberapa jauh persiapan saya dalam menempuh setiap langkah di atas?
Hal-hal apa saja yang perlu saya perbaiki dan apakah ada hal lain yang kurang?
Jika memang ternyata masih tetap gagal mendapat pekerjaan meski sudah merasa
melakukan langkah-langkah yang optimal, maka ada baiknya anda mencari bantuan kepada
orang-orang yang profesional, misalnya konselor atau psikolog. Dengan bantuan mereka
anda mungkin bisa mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab kegagalan anda
mendapatkan pekerjaan.

Dengan pemahaman terhadap keseluruhan proses pencarian pekerjaan diharapkan individu
memiliki ketahanan diri dalam menghadapi berbagai tantangan sebelum berhasil
memperoleh pekerjaan. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi anda semua yang
saat ini sedang mencari pekerjaan. Selamat mencoba. (jp)
Backlink Lists|Free Backlinks

Masukkan Code ini K1-D1874D-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
CO.CC:Free Domain

ShoutMix chat widget

Reader Community

 
Copyright 2009 http://www.lowongankerja-bamsyul.co.cc/ | This Web is proudly powered by Blogger.com | Support by CO.CC |Template by Angga Leo Putra